A. Sumpah Pemuda
Tahun 1928 menyimpan momentum penting bagi bangsa Indonesia. Pada tahun itulah
pemuda dari seluruh pelosok tanah air mendeklarasikan Sumpah Pemuda.
1. Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda
Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan kekayaan alam yang melimpah dan suku yang beragam di Indonesia. Kita patut bersyukur dengan karunia tersebut. Persatuan dan kesatuan harus selalu dibina untuk menjaga kekayaan alam dan keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan telah terbukti mengantarkan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Kemerdekaan diraih melalui perjuangan mengorbankan jiwa dan raga. Salah satu tonggak sejarah perjuangan dalam meraih kemerdekaan adalah peristiwa Sumpah Pemuda. Lahirnya Sumpah Pemuda dilatarbelakangi oleh kondisi senasib seperjuangan rakyat dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Perlawanan pada saat itu masih bersifat lokal atau kedaerahan karena rakyat belum mempunyai kesadaran nasional untuk bersatu. Hal ini sangat menguntungkan penjajah Belanda yang menggunakan strategi politik devide et impera atau politik pecah belah. Sebaliknya, perlawanan yang bersifat kedaerahan tersebut menyulitkan perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Berbagai faktor yang melatarbelakangi Sumpah Pemuda tersebut menyebabkan berkembangnya masa pergerakan nasional. Pergerakan nasional merupakan suatu periode yang sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan pada kurun waktu 1908-1945. Munculnya pergerakan nasional disebabkan dua faktor sebagai berikut.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari bangsa Indonesia sendiri. Beberapa faktor internal munculnya pergerakan nasional sebagai berikut.1) Kemunculan Kelompok Elite Baru
Sistem Pendidikan di Indonesia yang semula ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di beberapa perusahaan dan birokrasi Belanda justru memunculkan kelompok elite baru, yaitu kelompok intelektual. Kelompok intelektual dan cendekiawan menjadi pelopor lahirnya nasionalisme Indonesia dan penggerak kemunculan organisasi pergerakan nasional pada awal abad XX.
2) Kesatuan Indonesia di Bawah Pax Neerlandica
Pax Neerlandica (perdamaian Neerlandica) dimaksudkan sebagai kesatuan Indonesia di bawah penjajahan Belanda, yang mengandung arti penyatuan dan penenteraman (unification and pacification). Pax Neerlandica (1800-1942) telah menciptakan jaringan birokrasi, komunikasi, sistem transportasi, dan sistem pendidikan. Jaringan ini dilengkapi dengan rasionalisasi, komersialisasi, urbanisasi, dan modernisasi. Selanjutnya, muncul organisasi etnonasionalis seperti Budi Utomo, Jong Sumatranen Bond, dan Jong Ambon.
3) Inspirasi Kejayaan pada Masa Lampau
Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya menjadi inspirasi kaum terpelajar untuk memberikan kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Kejayaan tersebut harus diraih kembali dengan persatuan seluruh anak bangsa.
4) Kesamaan Nasib dan Penderitaan
Pada abad XX kolonialisme Barat telah berhasil menyatukan wilayah Hindia Belanda menjadi satu kesatuan politik, hukum, dan pemerintahan. Kondisi tersebut juga menyatukan perasaan senasib dan seperjuangan bangsa Indonesia. Inilah yang membuka jalan munculnya semangat persatuan.
5) Nasionalisme
di Bidang Politik, Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan
Dalam
bidang politik, ada upaya untuk menyuarakan aspirasi rakyat pribumi yang telah hidup
dalam penindasan dan penyelewengan hak manusia untuk merdeka. Dalam bidang ekonomi,
ada upaya untuk menghapuskan eksploitasi ekonomi asing. Dalam bidang budaya,
ada upaya untuk melindungi, memperbaiki, dan mengembalikan budaya bangsa
Indonesia yang kurang berkembang akibat masuknya budaya asing.
6) Kemajuan
Komunikasi dan Informasi
Pada
abad XIX terbit beberapa surat kabar pribumi yang berpengaruh pada jaringan
komunikasi dan informasi di Indonesia. Keberadaan pers atau surat kabar
memiliki peran penting dalam memberdayakan rakyat. Ide, konsep, gagasan, dan
strategi menghadapi penjajah yang ditulis para tokoh pergerakan bisa dibaca
dengan mudah oleh rakyat. Pers bagi kaum pergerakan berfungsi sebagai sarana
pendidikan politik, kontrol sosial, pemersatu, dan komunikasi. Keadaan ini
mempercepat tumbuhnya semangat kebangsaan dan kesadaran nasionalisme Indonesia.
7) Penggunaan
Bahasa Melayu
Bahasa
Melayu telah lama berkembang menjadi bahasa pergaulan sehari-hari (lingua franca)
di wilayah Indonesia. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu kemudian digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam beberapa surat kabar. Para redaktur surat kabar
juga memilih menggunakan bahasa Melayu karena dianggap lebih mudah dipahami
oleh pembaca daripada menggunakan bahasa Belanda. Adapun menurut Douwes Dekker,
dengan bahasa Melayu, setiap ide, konsep, dan gagasan lebih mendapat simpati
rakyat Indonesia.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar bangsa Indonesia yang memengaruhi tumbuhnya pergerakan nasional bangsa Indonesia. Faktor eksternal yang mendorong pergerakan nasional sebagai berikut.
1) Masuknya
Paham-Paham Baru
Kaum
terpelajar yang belajar di luar negeri membawa paham-paham baru untuk mengubah
nasib bangsa Indonesia. Paham-paham baru tersebut antara lain nasionalisme,
liberalisme, dan demokrasi.
2) Kemenangan Perang Jepang atas Rusia pada 1905
Kemenangan perang Jepang atas Rusia membuktikan bahwa negara kecil seperti Jepang mampu mengalahkan Rusia dengan kekuatannya sendiri. Kemenangan Jepang atas Rusia tersebut meningkatkan rasa percaya diri bangsa-bangsa Asia untuk mengalahkan dominasi bangsa-bangsa Barat.
3) Nasionalisme
Asia
Pergerakan dan perjuangan
bangsa-bangsa di Asia untuk melawan penjajah turut menjadi faktor pendorong
bangkitnya nasionalisme Indonesia. Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan di
Asia yang dilakukan oleh rakyat Tiongkok, India, dan Mesir turut mendorong pergerakan nasional di
Indonesia.
Materi PPKn kelas 8 semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018
Bagi yang ingin mendownload file pdf dari materi di atas, silahkan klik disini
Posting Komentar untuk "Sumpah Pemuda (Bagian 1) : Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda"